apa yang terjadi jika tungsten menjadi panas?

Ketika tungsten menjadi panas, ia menunjukkan sejumlah sifat menarik. Tungsten memiliki titik leleh tertinggi dari semua logam murni, yaitu lebih dari 3.400 derajat Celcius (6.192 derajat Fahrenheit). Artinya, bahan ini dapat menahan suhu yang sangat tinggi tanpa meleleh, menjadikannya bahan yang ideal untuk aplikasi yang memerlukan ketahanan terhadap suhu tinggi, seperti filamen bola lampu pijar,elemen pemanas, dan keperluan industri lainnya.

Sabuk pemanas

 

Pada suhu tinggi, tungsten juga menjadi sangat tahan terhadap korosi, sehingga cocok untuk digunakan di lingkungan di mana logam lain dapat terdegradasi. Selain itu, tungsten memiliki koefisien muai panas yang sangat rendah, artinya tungsten tidak memuai atau menyusut secara signifikan saat dipanaskan atau didinginkan, sehingga berguna dalam aplikasi yang memerlukan stabilitas dimensi pada suhu tinggi. Secara keseluruhan, saat tungsten menjadi panas, tungsten mempertahankan strukturnya integritas dan menunjukkan sifat unik yang membuatnya sangat berharga dalam berbagai aplikasi suhu tinggi.

Kawat tungsten merupakan material yang umum digunakan di bidang peralatan listrik, penerangan, dll. Dapat mengembang karena pengaruh suhu tinggi jika digunakan dalam jangka waktu lama. Kawat tungsten mengalami pemuaian dan penyusutan selama perubahan suhu, yang ditentukan oleh sifat fisiknya. Ketika suhu meningkat, gerakan termal molekul kawat tungsten meningkat, tarikan antar atom melemah, menyebabkan sedikit perubahan pada panjang kawat tungsten, yaitu terjadi fenomena pemuaian.

Pemuaian kawat tungsten berhubungan linier dengan suhu, yaitu dengan meningkatnya suhu maka pemuaian kawat tungsten juga meningkat. Biasanya, suhu kawat tungsten berhubungan dengan daya listriknya. Pada peralatan listrik umum, kawat tungsten umumnya beroperasi antara 2000-3000 derajat Celcius. Ketika suhu melebihi 4000 derajat, pemuaian kawat tungsten meningkat secara signifikan, yang dapat menyebabkan kerusakan pada kawat tungsten.

 

Pemuaian kawat tungsten disebabkan oleh intensifikasi gerakan termal molekul dan peningkatan frekuensi getaran atom setelah dipanaskan, yang melemahkan daya tarik antar atom dan menyebabkan peningkatan jarak atom. Selain itu, laju pemuaian dan relaksasi kawat tungsten juga dipengaruhi oleh perubahan tegangan. Dalam keadaan normal, kawat tungsten terkena medan tegangan dalam arah yang berbeda, sehingga menghasilkan situasi ekspansi dan kontraksi yang berbeda pada suhu yang berbeda.

Perubahan suhu kawat tungsten dapat menyebabkan fenomena pemuaian, dan besarnya pemuaian sebanding dengan suhu dan dipengaruhi oleh perubahan tegangan. Saat merancang dan membuat peralatan listrik, penting untuk mengontrol suhu kerja dan situasi tegangan kawat tungsten untuk menghindari ekspansi berlebihan kawat tungsten di lingkungan bersuhu tinggi dan kerusakan.


Waktu posting: 27 Februari 2024